Rabu, 27 Februari 2013

Target Bantuan Kemitraan Jamsostek Malang


MALANG—PT Jamsostek Malang menggandeng Pemda dan Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) se-Malang Raya, yakni Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang Jawa Timur untuk meningkatkan kepersertaan dari pekerja sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), koperasi, dan pekerja informal kategori luar hubungan kerja (LHK).

Kepala Cabang PT Jamsostek Malang Supriyanto mengatakan pihaknya tengah meminta data dari Pemda se-Malang Raya terkait dengan jumlah koperasi, UMKM, dan PNPM.
“Kami sudah memberikan sosialisasi kepada pengurus PNPM di Batu beberapa waktu lalu. Saya harapkan masyarakat binaan UPK PNPM bisa diajak untuk ikut menjadi anggota Jamsostek untuk kategori LHK,” katanya. Rabu (27/2).

Sosialisasi juga nantinya diberikan kepada koperasi dan pengusaha UMKM. Pengurus koperasi perlu dijaring Jamsostek, ujar dia, karena mereka mampu untuk membayar premi. Di sisi lain, mereka perlu perlindungan agar lebih tenang dalam menjalankan tugasnya.
Pengurus koperasi diharapkan dapat mengikuti program-program konvensional Jamsostek, seperti Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), maupun Jaminan Hari Tua (JHT).

Sedangkan untuk anggota koperasi, mereka bisa ikut program untuk peserta LHK. Namun jika mereka mampu, maka bisa pula mengikuti program konvensional asal dijamin koperasi.
Anggota koperasi yang mengikuti program konvensional Jamsostek, seperti peternak sapi perah di Kec. Pujon dan Kasembon Kab. Malang. Mereka dijamin Koperasi SAE Pujon.
Untuk peserta LHK, lanjut dia, besaran premi sangat kecil, hanya Rp17.000/bulan/peserta. Dengan premi sebesar itu, peserta mengikuti JKK dan JKM.

Nilai klaim JKK untuk LHK maksimum Rp21juta/kasus, sedangkan nilai JKM Rp22 juta. “Peserta LHK yang sifat pekerjaannya mobil, perlu mengikuti Jamsostek karena risiko terjadi kecelakaan dan menyebabkan meninggal dunia cukup tinggi.”

Target pertambahan kepersertaan tenaga kerja mandiri pada tahun ini sebesar 1.380 orang dengan nilai premi Rp69 juta. Target penghimpunan  premi untuk tenaga kerja mandiri kecil karena premi juga kecil, hanya Rp17.000 per bulan/anggota.

Sedangkan untuk pertambahan peserta tenaga kerja formal, sebanyak 66.700 tenaga kerja dari 305 perusahaan.(JIBI/yri)

Minggu, 24 Februari 2013

JAMSOSTEK pacu penyaluran PUMP-KB

Saat ini PT Jamsostek telah merekomendasikan 300 nama peserta untuk mendapatkan fasilitas PUMP-KB.

PT Jamsostek optimis tahun ini penyaluran Pnjaman uang Muka Perumahan Kerjasama bank (PUMP-KB) bisa lebih besar dar tahun lalu. optimisme ini muncul melihat rencana pembangunan yang akan dilakukan oleh pengembang pada tahun ini.
Kepala PT Jamsostek Cabang Malang, Supriyadi menjelaskan, saat ini ada 300 pengajuan pembiayaan melalui PUMP-KB yang telah diluluskan Jamsostek untuk kemudian diproses di meja perbankan yang telah menjalin kerjasama denganperusahaan pelat merah tersebut.
“Harapannya, 300 pengajuan dari peserta PT Jamsostek tersebut juga bisa lolos di perbankan sehingga realisasi PUMP-KB di tahun ini bisa maksimal,” ucap dia.
Supriyadi menambahkan, sepanjang tahun 2012 lalu, PT Jamsostek telah menyalurkan PUMP-KB sebesar Rp 1,745 miliar atau melampaui dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1,25 miliar dengan jumlah rumah sebanyak 83 unit.
“Kebanyakan yang disalurkan pinjaman dengan besaran Rp 20 juta, dengan upah pekerja maksimal Rp 5 juta,” jelas dia.
Saat ini, PT Jamsostek telah menjalin kerjasama dengan BNI, BTN, BTN Syariah, Bukopin, dan Mandiri Syariah untuk penyaluran PUMP-KB. Peserta PT Jamsostek yang ingin memiliki rumah bisa mengajukan pinjaman ke PT Jamsostek dengan syarat kepesertaan minimal satu tahun.
Ada tiga skema yang ditawarkan. Untuk peserta dengan nilai upah di bawah Rp 5 juta, pinjaman yang diberikan Jamsostek sebesar Rp 20 juta. Jika upah berada di angka Rp 5 juta hingga 10 juta, maksimal pinjamannya Rp 30 juta, dan untuk upah di atas Rp 10 juta, pinjaman yang bisa diperoleh sebesar Rp 50 juta.
Pria yang sebelumnya menjabat posisi yang sama di Madura tersebut menjelaskan, tujuan utama dari PUMP-KB adalah untuk mendorong para peserta untuk memiliki kesempatan lebih besar untuk memiliki rumah.
“Kita genjot pembiayaan melalui PUMP-KB. Program inis angat bermanfaat  untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja yang tentu saja akan berinbas positif kepada produktifitas terhadap perusahaan,” pungkas dia.


Sumber : malang-post

Filosofi Sebuah Rumah

Setiap diri pasti berkeinginan untuk mempunyai rumah. Keinginan itu diwujudkan dengan beragam cara: menabung, KPR, warisan, atau hadiah. Rumah yang paling membanggakan tentu rumah yang diperoleh dengan cucuran keringat sendiri. Diawali kemampuan kita membeli tanah. Lalu, kita pun berencana untuk membangun rumah idaman itu. Kita siapkan gambar, estimasi biaya pembangunan, dan seni interior serta eksteriornya.

 

Rumah yang kita bangun akan menjadi lebih baik jika digambar atau dikonsep. Setidaknya, gambar akan mengilustrasikan bentuk dan suasananya. Ketika gambar sudah dianggap baik, kita lanjutkan dengan menabung bahan bangunan. Bolehlah kita menitip tabungan ke toko bangunan.

Kita pun mulai membangun rumah. Kita bangun pondasi yang kokoh. Terlebih, jika rumah itu berbentuk vertical atau bertingkat. Semua titik harus menggunakan cakar ayam. Dari pondasi itu, kita akan memperoleh gambaran awal bahwa rumahku akan mempunyai sekian kamar. Dapur dan kamar mandi terletak di pojok. Dan seterusnya….!

Ketika rezeki datang, kita pun melanjutkan pembangunan dengan menyusun bata untuk dindingnya. Dengan susunan yang rapih, bangunan itu akan terlihat indah dan kokoh. Akhirnya, semua dinding terselesaikan. Program rumah itu dilanjutkan dengan memberikan genteng yang bagus. Kita harus memilih genteng yang antipecah, ringan, dan tidak bocor. Jika dikehendaki, genteng itu berwarna mencolok agar menjadi identitas rumah kita. Rumah kita bagus sekali, bukan?

Sudahkah rumah kita layak huni? Belum. Disebut rumah jika ada isinya. Kita tentu tidak bersedia menempati rumah kosong. Rumah yang baik adalah rumah yang “kotor” karena banyak perabotnya. Kita pun berbelanja peralatan rumah. Kita susun sofa, buffet, meja makan, dan beragam asesoris rumah. Nah, ini baru rumah idaman.

Sebenarnya, hidup itu juga seperti rumah. Kita hidup tidak boleh sekadar hidup. Kita harus mempunyai gambar yang jelas tentang hidup kita. Ketika gambaran hidup yang baik diperoleh, kita isi hidup itu dengan membangun prinsip dan keyakinan yang matang. Kita tidak boleh setengah hati untuk melakukan segalanya. Jika bersikap setengah hati, hasilnya pun pasti juga hanya setengah.

Keyakinan yang kuat tentang masa depan akan menjadi pegangan hidup. Kita melangkah untuk meraih cita didasarkan pada pondasi keyakinan itu. Bukankah Tuhan menentukan hasil kita seperti isi batin kita? Isi hati (niat) atau batin kita harus berkualitas.
Niat saja belum cukup. Kita bangun niat itu dengan kinerja yang baik. Kita harus berniat segalanya untuk mencari “sekadar” kehebatan Tuhan. Bekerjalah semata untuk beribadah. Hendaknya dijauhkan dari niat bahwa bekerja itu mencari uang. Uang itu bukan tujuan, melainkan akibat sebuah perbuatan.

Ketika kinerja sudah dinilai baik, kita hiasi diri kita dengan pesona. Tunjukkanlah kelebihan positif kita sekadar untuk memotivasi. Hendaknya dijauhkan dari perasaan sombong. Ketika kita sudah mampu menunjukkan pesona diri, orang akan menilai diri kita: pribadi berkharisma nan bersahaja.
 
Seperti pesan bijak nenek moyang, meraih itu lebih mudah daripada mempertahankan. Ketika nama baik sudah diperoleh, kita berkewajiban untuk menjaga raihan itu. Untuk menjaga kharisma itu, kita perlu menanamkan kebaikan tanpa mempertimbangkan perbedaan. Kita ringankan kaki untuk membangun semangat berbagi. Jika itu sudah dilakukan, tampaklah kini rumah kita yang sebenarnya: kokoh, indah, berpenghuni, dan terjaga. Itulah konsep baiti jannati yang hakiki. Nah, seperti apakah rumah Anda?