Jumat, 12 April 2013

Kerja Sendiri Bisa Ikut Jamsostek



YOGYAKARTA - Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) tidak hanya berlaku bagi pekerja formal saja. Program yang ada, juga bisa diakses oleh pekerja mandiri yang merupakan pekerjaan informal.

Jamsostek itu tidak hanya melindungi pekerja yang punya majikan, tetapi juga bisa pekerja mandiri bisa ikut dengan membuat kelompok,” ujar Kepala Cabang PT Jamsostek Yogyakarta Heru Priyanto, pada pembukaan Kantor Cabang Pembantu Sleman, Rabu (9/4/2013).

Program ini bisa diikuti oleh para pedagang, pekerja mandiri, maupun perseorangan. Mereka akan dibuat satu kelompok, untuk proses pengurusan. Selebihnya mereka wajib membayar premi untuk mendapatkan hak-haknya.

Menurutnya, sesuai UU 3/1992 tenaga kerja berhak untuk mendapatkan empat program yang ada. Yaitu jaminan kematian, jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan dan jaminan kecelakaan kerja.

Sesuai dengan PP36/1995 Jamsostek merupakan satu-satunya perusahaan yang ditunjuk untuk menyelenggarakan terhadap jaminan yang ada. Semua perusahaan wajib untuk mendaftarkan sebagai peserta. “Kantor Cabang pembantu ini dibuka untuk memudahkan masyarakat menjangkau akses Jamsostek,” tuturnya.

Selama ini, Jamsostek hanya memiliki satu kantor utama di Jalan Urip Sumoharjo. Namun dalam setiap hari antrean cukup panjang. Dengan adanya kantor pembantu diharapkan bisa memecah antrean dan mudah dijangkau bagi warga di wilayah barat DIY.

Wakil Kepala Wilayah Jamsostek wilayah V Jateng dan DIY Dadang Koesnadi mengatakan di wilayahnya ada 12 kantor cabang dan empat kantor pembantu. Selain yang diresmikan juga sudah dibuka di Purbalingga, Boyolali, Sukoharjo. Kantor ini melayani sekira 277.505 perusahaan dengan 2,61 tenaga kerja. 
Klaim yang sudah dibayarkan sekira Rp699,17 miliar, tuturnya.
(Kuntadi)

Sumber : jamsostek.co.id

Jumat, 05 April 2013

Kerjasama Virtual Account Jamsostek - BTN kelar tahun ini



Liputan6.com, Jakarta : Perusahaan penyedia asuransi tenaga kerja, PT Jamsostek (Persero) mengaku masih terus mengkaji rencana kerjasama virtual account dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero).

Virtual account adalah layanan yang diberikan perusahaan dimana perusahaan bisa melakukan transaksi keuangan melalui bank agar menjadi lebih mudah dan transparan. Peserta Jamsostek diberikan pilihan untuk menyetor iuran melalui bank yang telah memiliki kerjasama dengan Jamsostek.

"Kami masih mengkaji kerjasama virtual account tersebut, selama ini kami hanya kerjasama dengan BTN hanya penggunaan cash management," kata Direktur Utama Jamsostek, Elvyn G Masassya, usai penandatanganan kerjasama di kantor pusat BTN, Jakarta, Senin (1/4/2013).

Elvyn berharap kerjasama virtual account dengan BTN diharapkan bisa selesai pada tahun ini.

Dengan tambahan mitra kerjasama ini, perusahaan berharap peserta asuransi Jamsostek bisa memiliki banyak pilihan dalam pembayaran iurannya. 

Sekadar informasi, PT Jamsostek telah menjalin kerjasama virtual account dengan tiga bank pemerintah lain yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. Sementara dari kalangan swasta, terdapat nama bank PT Bank Bukopin. (Dis/Shd)
Sumber : bisnis.liputan6.com

Rabu, 27 Februari 2013

Target Bantuan Kemitraan Jamsostek Malang


MALANG—PT Jamsostek Malang menggandeng Pemda dan Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) se-Malang Raya, yakni Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang Jawa Timur untuk meningkatkan kepersertaan dari pekerja sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM), koperasi, dan pekerja informal kategori luar hubungan kerja (LHK).

Kepala Cabang PT Jamsostek Malang Supriyanto mengatakan pihaknya tengah meminta data dari Pemda se-Malang Raya terkait dengan jumlah koperasi, UMKM, dan PNPM.
“Kami sudah memberikan sosialisasi kepada pengurus PNPM di Batu beberapa waktu lalu. Saya harapkan masyarakat binaan UPK PNPM bisa diajak untuk ikut menjadi anggota Jamsostek untuk kategori LHK,” katanya. Rabu (27/2).

Sosialisasi juga nantinya diberikan kepada koperasi dan pengusaha UMKM. Pengurus koperasi perlu dijaring Jamsostek, ujar dia, karena mereka mampu untuk membayar premi. Di sisi lain, mereka perlu perlindungan agar lebih tenang dalam menjalankan tugasnya.
Pengurus koperasi diharapkan dapat mengikuti program-program konvensional Jamsostek, seperti Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), maupun Jaminan Hari Tua (JHT).

Sedangkan untuk anggota koperasi, mereka bisa ikut program untuk peserta LHK. Namun jika mereka mampu, maka bisa pula mengikuti program konvensional asal dijamin koperasi.
Anggota koperasi yang mengikuti program konvensional Jamsostek, seperti peternak sapi perah di Kec. Pujon dan Kasembon Kab. Malang. Mereka dijamin Koperasi SAE Pujon.
Untuk peserta LHK, lanjut dia, besaran premi sangat kecil, hanya Rp17.000/bulan/peserta. Dengan premi sebesar itu, peserta mengikuti JKK dan JKM.

Nilai klaim JKK untuk LHK maksimum Rp21juta/kasus, sedangkan nilai JKM Rp22 juta. “Peserta LHK yang sifat pekerjaannya mobil, perlu mengikuti Jamsostek karena risiko terjadi kecelakaan dan menyebabkan meninggal dunia cukup tinggi.”

Target pertambahan kepersertaan tenaga kerja mandiri pada tahun ini sebesar 1.380 orang dengan nilai premi Rp69 juta. Target penghimpunan  premi untuk tenaga kerja mandiri kecil karena premi juga kecil, hanya Rp17.000 per bulan/anggota.

Sedangkan untuk pertambahan peserta tenaga kerja formal, sebanyak 66.700 tenaga kerja dari 305 perusahaan.(JIBI/yri)

Minggu, 24 Februari 2013

JAMSOSTEK pacu penyaluran PUMP-KB

Saat ini PT Jamsostek telah merekomendasikan 300 nama peserta untuk mendapatkan fasilitas PUMP-KB.

PT Jamsostek optimis tahun ini penyaluran Pnjaman uang Muka Perumahan Kerjasama bank (PUMP-KB) bisa lebih besar dar tahun lalu. optimisme ini muncul melihat rencana pembangunan yang akan dilakukan oleh pengembang pada tahun ini.
Kepala PT Jamsostek Cabang Malang, Supriyadi menjelaskan, saat ini ada 300 pengajuan pembiayaan melalui PUMP-KB yang telah diluluskan Jamsostek untuk kemudian diproses di meja perbankan yang telah menjalin kerjasama denganperusahaan pelat merah tersebut.
“Harapannya, 300 pengajuan dari peserta PT Jamsostek tersebut juga bisa lolos di perbankan sehingga realisasi PUMP-KB di tahun ini bisa maksimal,” ucap dia.
Supriyadi menambahkan, sepanjang tahun 2012 lalu, PT Jamsostek telah menyalurkan PUMP-KB sebesar Rp 1,745 miliar atau melampaui dari target yang ditetapkan sebesar Rp 1,25 miliar dengan jumlah rumah sebanyak 83 unit.
“Kebanyakan yang disalurkan pinjaman dengan besaran Rp 20 juta, dengan upah pekerja maksimal Rp 5 juta,” jelas dia.
Saat ini, PT Jamsostek telah menjalin kerjasama dengan BNI, BTN, BTN Syariah, Bukopin, dan Mandiri Syariah untuk penyaluran PUMP-KB. Peserta PT Jamsostek yang ingin memiliki rumah bisa mengajukan pinjaman ke PT Jamsostek dengan syarat kepesertaan minimal satu tahun.
Ada tiga skema yang ditawarkan. Untuk peserta dengan nilai upah di bawah Rp 5 juta, pinjaman yang diberikan Jamsostek sebesar Rp 20 juta. Jika upah berada di angka Rp 5 juta hingga 10 juta, maksimal pinjamannya Rp 30 juta, dan untuk upah di atas Rp 10 juta, pinjaman yang bisa diperoleh sebesar Rp 50 juta.
Pria yang sebelumnya menjabat posisi yang sama di Madura tersebut menjelaskan, tujuan utama dari PUMP-KB adalah untuk mendorong para peserta untuk memiliki kesempatan lebih besar untuk memiliki rumah.
“Kita genjot pembiayaan melalui PUMP-KB. Program inis angat bermanfaat  untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja yang tentu saja akan berinbas positif kepada produktifitas terhadap perusahaan,” pungkas dia.


Sumber : malang-post

Filosofi Sebuah Rumah

Setiap diri pasti berkeinginan untuk mempunyai rumah. Keinginan itu diwujudkan dengan beragam cara: menabung, KPR, warisan, atau hadiah. Rumah yang paling membanggakan tentu rumah yang diperoleh dengan cucuran keringat sendiri. Diawali kemampuan kita membeli tanah. Lalu, kita pun berencana untuk membangun rumah idaman itu. Kita siapkan gambar, estimasi biaya pembangunan, dan seni interior serta eksteriornya.

 

Rumah yang kita bangun akan menjadi lebih baik jika digambar atau dikonsep. Setidaknya, gambar akan mengilustrasikan bentuk dan suasananya. Ketika gambar sudah dianggap baik, kita lanjutkan dengan menabung bahan bangunan. Bolehlah kita menitip tabungan ke toko bangunan.

Kita pun mulai membangun rumah. Kita bangun pondasi yang kokoh. Terlebih, jika rumah itu berbentuk vertical atau bertingkat. Semua titik harus menggunakan cakar ayam. Dari pondasi itu, kita akan memperoleh gambaran awal bahwa rumahku akan mempunyai sekian kamar. Dapur dan kamar mandi terletak di pojok. Dan seterusnya….!

Ketika rezeki datang, kita pun melanjutkan pembangunan dengan menyusun bata untuk dindingnya. Dengan susunan yang rapih, bangunan itu akan terlihat indah dan kokoh. Akhirnya, semua dinding terselesaikan. Program rumah itu dilanjutkan dengan memberikan genteng yang bagus. Kita harus memilih genteng yang antipecah, ringan, dan tidak bocor. Jika dikehendaki, genteng itu berwarna mencolok agar menjadi identitas rumah kita. Rumah kita bagus sekali, bukan?

Sudahkah rumah kita layak huni? Belum. Disebut rumah jika ada isinya. Kita tentu tidak bersedia menempati rumah kosong. Rumah yang baik adalah rumah yang “kotor” karena banyak perabotnya. Kita pun berbelanja peralatan rumah. Kita susun sofa, buffet, meja makan, dan beragam asesoris rumah. Nah, ini baru rumah idaman.

Sebenarnya, hidup itu juga seperti rumah. Kita hidup tidak boleh sekadar hidup. Kita harus mempunyai gambar yang jelas tentang hidup kita. Ketika gambaran hidup yang baik diperoleh, kita isi hidup itu dengan membangun prinsip dan keyakinan yang matang. Kita tidak boleh setengah hati untuk melakukan segalanya. Jika bersikap setengah hati, hasilnya pun pasti juga hanya setengah.

Keyakinan yang kuat tentang masa depan akan menjadi pegangan hidup. Kita melangkah untuk meraih cita didasarkan pada pondasi keyakinan itu. Bukankah Tuhan menentukan hasil kita seperti isi batin kita? Isi hati (niat) atau batin kita harus berkualitas.
Niat saja belum cukup. Kita bangun niat itu dengan kinerja yang baik. Kita harus berniat segalanya untuk mencari “sekadar” kehebatan Tuhan. Bekerjalah semata untuk beribadah. Hendaknya dijauhkan dari niat bahwa bekerja itu mencari uang. Uang itu bukan tujuan, melainkan akibat sebuah perbuatan.

Ketika kinerja sudah dinilai baik, kita hiasi diri kita dengan pesona. Tunjukkanlah kelebihan positif kita sekadar untuk memotivasi. Hendaknya dijauhkan dari perasaan sombong. Ketika kita sudah mampu menunjukkan pesona diri, orang akan menilai diri kita: pribadi berkharisma nan bersahaja.
 
Seperti pesan bijak nenek moyang, meraih itu lebih mudah daripada mempertahankan. Ketika nama baik sudah diperoleh, kita berkewajiban untuk menjaga raihan itu. Untuk menjaga kharisma itu, kita perlu menanamkan kebaikan tanpa mempertimbangkan perbedaan. Kita ringankan kaki untuk membangun semangat berbagi. Jika itu sudah dilakukan, tampaklah kini rumah kita yang sebenarnya: kokoh, indah, berpenghuni, dan terjaga. Itulah konsep baiti jannati yang hakiki. Nah, seperti apakah rumah Anda?
 

Senin, 18 Februari 2013

Target JAMSOSTEK 2013


PT Jamsostek membidik jumlah anggota aktif atau membayar iuran secara terus menerus pada 2013 mencapai 13 juta atau meningkat dari jumlah peserta aktif tahun 2012 sebanyak 11,5 juta peserta. Saat ini total peserta mencapai 28 juta.

Direktur Utama Jamsostek Elvyn Masassya mengatakan pihaknya menjalankan strategi berupa pengkategorian perusahaan atau disebut dengan costumer centric untuk mencapai target tersebut.

"Jadi perusahaan itu kita segmentasikan, lalu kemudian perusahaan itu kita kategorikan platinum ada yang gold ada yang silver," katanya.

Terhadap perusahaan-perusahaan tersebut, perseroan telah melakukan pendekatan berupa sosialisasi dan kunjungan. "Jadi pendekatannya bukan lagi pasif tapi aktif mendatangi mereka," ungkap Elvyn.

Faktor yang jadi pertimbangan kategori, yaitu jumlah tenaga kerja dan jumlah iuran yang dibayarkan. "Ada, jumlah TK (tenaga kerja) nya berapa, jumlah iuran berapa. Saya gak boleh kasih tahu. Tapi kategorinya berdasarkan jumlah TK yang menjadi peserta dan jumlah iuran yang dibayarkan," ungkapnya.

Sedangkan untuk menjangkau pekerja di sektor informal, Elvyn bilang, perseroan melakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.

Selain itu, perseroan berhasil mencetak hasil investasi sepanjang 2012 sebesar Rp 13,23 triliun. Jumlah tersebut melampaui target yang ditetapkan perseroan sebesar Rp 12,17 triliun. "Hasil itu naik 10,93 persen dibandingkan perolehan di tahun 2011," katanya.

Perolehan tersebut paling banyak didapat dari obligasi sebesar Rp 5,47 triliun, disusul dari saham Rp 4,16 triliun. Sisanya, dari deposito sebesar Rp 2,71 triliun, reksa dana Rp 876 miliar, serta properti atau penyertaan Rp 100 miliar.

Dari sisi dana kelolaan, sepanjang 2012 total dana kelolaan Jamsostek telah mencapai Rp 132,15 triliun atau meningkat 100 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, perseroan sebagian besar menyalurkannya ke obligasi sebesar Rp 54,24 triliun dan deposito sebesar Rp 42,86 triliun. Untuk saham disalurkan sebanyak Rp 27,18 triliun, reksadana Rp 9,44 triliun dan properti/penyertaan sebanyak Rp 415 miliar.


Sumber : merdeka.com

Selasa, 12 Februari 2013

Jamsostek Tingkatkan Manfaat Kepesertaan


Di luar program utama jaminan sosial, seperti jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK), jaminan hari tua (JHT), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK), selama ini, Jamsostek juga melaksanakan program lain dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pekerja peserta. 


Memang terkesan bahwa peserta Jamsostek baru mendapat manfaat jika mengajukan klaim kecelakaan kerja, kematian, dan setelah pensiun atau berhenti bekerja. Namun kenyataannya. Jamsostek memiliki banyak program lainnya. Ada dana peningkatan kesejahteraan peserta (DPKP) serta program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). Banyak manfaat dan layanan yang bisa didapat pekerja peserta dan masyarakat dalam DPKP dan PKBL.
 

Program-program dalam DPKP meliputi pinjaman uang muka perumahan (UMP), pinjaman renovasi rumah, dan bantuan modal untuk koperasi karyawan. Selain itu juga dilakukan pembangunan rumah susun sewa untuk pekerja peserta Jamsostek.


Pemberian bantuan Beasiswa Jamsostek Malang
Bantuan Jamsostek untuk pekerja juga diberikan dalam bentuk hibah, seperti pelatihan untuk pekerja serta beasiswa untuk anak pekerja peserta Jamsostek, renovasi rumah sakit atau poliklinik, bantuan mobil ambulans dan peralatan medis, serta pelayanan kesehatan secara cuma-cuma (gratis).



Hingga 2010, Jamsostek sudah menyalurkan dana , sebesar Rp 1,03 triliun untuk DPKP dan PKBL. Untuk 2011, dana yang disiapkan mencapai Rp 437 miliar dengan proporsi 70 persen untuk dana bergulir dan 30 persen hibah.
Sumber : jamsostek.co.id